Minggu, 22 Desember 2013

My picture


RESENSI NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

Nama  : Indah Novitasari - 1207045011
               Mitalita Samaratu - 1207045041
Prodi   : Fisika FMIPA UNMUL

RESENSI NOVEL
TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

1.      Identitas Buku
Judul Buku                    : Tenggelamnya Kapal Van Der Wjick
Pengarang                     : Hamka
Penerbit                        : Bulan Bintang
Tahun terbit                   : Rabi’ul Akhir, Maret 2012
Cetakan ke                    : 32
                                                 Cetakan 1 (1939)
Ukuran Buku                 : 21 cm
ISBN                            : 979-418-055-6
Tebal                             : 236 halaman
Kategori                        : Novel Fiksi
Kota terbit                     : Jakarta

2.      Biografi penulis
Hamka ialah Haji Abdul Malik Karim Amrullah dan merupakan putra dari Haji Abdul Karim Amrullah seorang ulama pembaharu Islam yang terkemuka di Sumatra Barat. Meskipun sekolahnya hanya sampai kelas II Sekolah Dasar saja, namun ia mendapat pendidikan agama dan bahasa Arab yang luas dan dari ayahnya. Beliau dilahirkan tahun 1908 dan meninggal pada tahun 1981. Buku pertama yang diterbitkan adalah Dibawah Lindungan Kakbah.

3.       Sinopsis
                    Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck melukiskan suatu kisah cinta murni antara seorang anak muda zainuddin dan hayati yang dilandasi keikhlasan dan kesucian jiwa, yang patut dijadikan tamsil ibarat. Jalan ceritanya dilatarbelakangi dengan peraturan-peraturan adat pusaka yang kokoh kuat, dalam suatu negeri yang bersuku dan berlembaga, berkaum kerabat, dan berninik-mamak. Bagaimanakah kisah cinta mereka? Apakah adat dan suku dapat menentangkan kesucian cinta mereka?

4.      Isi Cerita
Berawal dari pertemuan yang tak disengaja antara Zainuddin dan hayati di jalan waktu hujan turun itulah percintaan sepasang kekasih yang penuh derita ini dimulai. Hubungan kasih Zainuddin dan Hayati tidak disetujui oleh ninik dan mamaknya Hayati. Dengan alasan Zainuddin tidak bersuku dan berbeda adat itulah mereka tidak menyetujuinya. Zainuddin dianggap sebagai anak orang Mengkasar oleh orang-orang Minangkabau sekalipun ayahnya asli orang situ karena ayahnya menikah bukan dengan orang sesama sukunya. Begitu pula di Mengkasar Zainuddin dianggap orang padang oleh warga tersebut karena ibunya bersuami ayahnya yang merupakan orang buangan dari Minangkabau.
Hayati akhirnya menikah dengan Azis kakak dari sahabatnya Khadijah yang tinggal di Padang Panjang atas dasar pilihan Hayati dan keputusan mamaknya yang sepakat menerima Azis dan menolak lamaran Zainuddin. Azis anak orang berada yang masih sesuku dan terikat kerabat walaupun jauh dengan mamaknya hayati. Awal pernikahan Hayati dan Azis sangat bahagia karena Azis pandai mengambil dan menyenangkan hati Hayati. Namun tanpa sepengetahuan Hayati, Azis adalah tipe pemuda yang suka menghamburkan uang, berjudi, mabuk-mabukkan dan senang main perempuan.
Mendengar pernikahan Hayati dan penolakan atas pinangan yang di kirim melalui surat, Zainuddin pun jatuh sakit. Sakitnya itu seperti orang tidak waras yang selalu memanggil nama Hayati setiap erangannya. Atas permintaan dokter dan izin dari Azis suaminya akhirnya Hayati pun menjenguk Zainuddin. Dengan sekejap sakitnya langsung sembuh. Setelah sembuh dari sakit Zainuddin menjadi penulis yang terkenal di tanah Jawa. Seiring berjalannya waktu juga akhirnya Azis bangkrut kemudian rela menceraikan Hayati demi Zainuddin yang telah banyak membantunya saat itu dan bunuh diri di sebuah hotel. Tetapi Zainuddin menolak untuk menerima Hayati demi membalas dendamnya terhadap Hayati atas pengkhianatan yang dilakukan Hayati.
Hayati bertolak pulang dengan perasaan sedih menaiki kapal Van Der Wijck. Kapal tersebut tenggelam dalam perjalanan tetapi Hayati berhasil diselamatkan. Dia meninggal setelah Zainuddin mengajarkannya mengucap kalimat syahadah. Zainuddin juga meninggal tidak lama kemudian karena menanggung penyesalan yang tidak berkesudahan.

5. Tokoh dan Perwatakkan
§   Zainuddin            : Kekasih Hayati, pemuda yang selalu menderita sejak kecil namun masih tetap sabar menghadapi kenyataan hidup yang pahit. Zainuddin termasuk orang yang bijaksana, penyabar, dan terkadang kekanak-kanakkan.
§   Hayati            : Wanita tegar dan sangat mencintai Zainuddin sampai akhir hayatnya. Hayati termasuk orang yang sabar, lemah lembut, dan sangat baik hati.
§   Mak Base              : Orang tua angkat Zainudin sekaligus orang gajian ibunya Zainuddin yang sangat setia dan baik hati.
§   Khadijah                : Sahabat Hayati yang senantiasa mendengarkan keluh kesah sahabatnya.
§   Azis                     : Suami Hayati, ia seorang yang temperamen dan suka menghambur-hamburkan harta.
§   Muluk                  : Sahabat Zainuddin, orang yang setia menemani sahabatnya dalam suka dan duka.
§  Mande Jamilah    : Orang yang rumahnya di tumpangi zainuddin sewaktu berada di Batipuh (Padang Panjang), dia juga termasuk orang yang memandang rendah Zainuddin karena Zainuddin bukan orang kaya atau ternama.
§   Akhmad                : Seorang adik yang sangat patuh dengan kakaknya.
§   Mak Tengah      : Bibi Hayati yang sangat mengerti isi hati keponakannya yang sedang dimabuk asmara.
§   Datuk Garang   : Sangat mengagungkan adat Minangkabau dan mamandang rendah adat yang lainnya.
§   Ibunya Muluk       : Sangat perhatian terhadap terhadap orang yang menumpang di rumahnya.
§   Sutan Mudo         : Tidak suka menghina adat orang lain seperti saudara-saudaranya yang lain.
§   Pendekar Sutan  : Ayah Zainuddin yang keras Kepala tetapi masih bisa sabar dalam menghadapi tingkah laku mamaknya datuk Mantari Labih.
§   Datuk Mantari      : Suka bertindak sesuka hati atas harta yang bukan  miliknya.

6.        Komentar (Kelebihan dan Kekurangan)
·           Kelebihan                 : Buku ini sangat menyentuh hati pembacanya. Banyak mengajarkan banyak   hal. Salah satunya adalah untuk selalu sabar.

·       Kekurangan                : Buku ini terlalu banyak menuliskan tentang surat Hayati dan Zainuddin         sehingga membuat pembaca sedikit bosan untuk membaca tulisan surat-     surat mereka itu.

7.     Unsur Intrinsik
a.       Tema
§    Tema pada buku ini yaitu percintaan. Yang mengisahkan cinta tak sampai antara Zainuddin dan Hayati.

            b.      Tokoh
§     Zainuddin, Hayati, Mak Base, Khadijah, Aziz, Muluk, Mande Jamilah, Akhmad, Mak Tengah Limah, Datuk Garang, Ibunya Muluk, Sutan Mudo, Pendekar Sutan, Datuk Mantari Labih.

            c.       Latar
§     Di Mengkasar, Padang Panjang, Batipuh, Surabaya, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Malang.

            d.      Sudut Pandang
§         Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam roman ini adalah orang ketiga.

            e.       Gaya Penulisan
§   Gaya penulisan yang digunakan adalah menggunakan bahasa Melayu.

            f.       Amanat
Amanat yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:
§     Selalu sabar dalam menghadapi segala cobaan dan penderitaan.
§     Siapa yang berbuat maka dia juga yang akan menerima balasan dari perbuatan itu.
§     Jangan gegabah dalam mengambil suatu keputusan.
§     Jika kita ingin berusaha dengan sungguh-sungguh pasti akan ada jalan.
§     Cinta bisa membutakan segalanya.

g.      Alur
     Alur yang digunakan dalam buku ini adalah alur campuran karena diawali dengan klimaks, kemudian melihat lagi masa lampau dan diakhiri dengan penyelesaian.

8.       Unsur Ekstrinsik
            a.              Nilai Keagamaan
§    Nilai keagamaan yang terkandung dalam buku ini adalah selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun. Hanya kepada  Tuhan tempat kita meminta dan mengadu.

b.             Nilai Budaya
§      Jangan selalu memandang rendah suku dan adat orang lain, karena belum tentu adat dan suku kita itu lebih baik.

            c.              Nilai Politik
§        Siapa yang kaya dan bersuku maka dia yang berhak memutuskan dan berkuasa.

9.             Kesimpulan
Pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam buku ini sangat banyak, yang paling utama yaitu untuk selalu sabar semua jodoh manusia ditangan Tuhan. Setiap hamba yang ingin berusaha pasti akan ada jalannya.

Buku ini kurang cocok jika dibaca oleh anak-anak. Karena bahasa yang digunakan sedikit susah dipahami. Pengarang banyak menggunakan bahasa Melayu.

SALAM KENAL

NAMA : INDAH NOVITASARI
NIM : 1207045011
PRODI : FISIKA

NAMA : MITALITA SAMARATU
NIM : 1207045041
PRODI : FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA